Kawan Baru


1.


Ada jam bulat
menempel di pertengahan tembok
menjadi saksi perbincangannya terhadap dinding,

“Apakah kau bersedia menjadi kawanku?” tanyanya pelan.

“Sebab kau mati, dan dingin. Tak punya rasa, juga tak memiliki tanggung jawab untuk membalas harapan-harapanku. Jikalau suatu hari nanti aku kecewa atas kamu, aku akan sesegera mungkin memelukmu, atau bahkan membenturkan kepalaku ke arahmu.” Lanjutnya disahuti suara detakan.


2.


Dinding bergeming
angin-angin kipas bertiupan

“Percuma saja,” remehnya.


“Tidak. Tidak ada yang percuma. Percayalah, kau lebih baik dari apapun yang ku punya sekarang.”

Comments

Popular posts from this blog

cerita pendek #2

The Dust on My Mind #2

Temanku (Sedang) Berjuang