Temanku (sudah) Menang dan Tenang


Senin pertama di bulan Desember cukup buruk. Hari ini benar-benar buruk, setidaknya untukku dan beberapa teman-temanku. Sore ini kami dikagetkan dengan berita kepergian teman kami yang tidak pernah kami harapkan. Seperti baru kemarin aku menulis tentang temanku yang sedang berjuang melawan monster jahat, sepertinya masih segar harapan serta doa-doa yang aku panjatkan untuk kesembuhannya, juga seperti baru kemarin aku melihat keyakinan akan kesembuhannya membara berapi-api di mata kedua orang tuanya.

Takdir adalah takdir. Skenario sudah dibulatkan jauh sebelum kami dilahirkan. Kepergiannya jelas membawa lubang besar dan basah untuk kami--orang-orang yang pernah tersentuh akan kehadirannya—Namun kami tidak dapat berbuat banyak, bahkan tidak ada yang bisa kami lakukan kecuali membiarkannya pergi menuju kebahagiaan lain entah dimana, tapi jelas bukan di atas tanah tua ini. 
Kami sebisa mungkin mengerti akan pilihannya yang memilih untuk mengakhiri penderitaannya. Mungkin dia sedang bernapas lega sekarang, apalagi tanpa dililit selang yang terpasang di tubuh mungilnya. Mungkin juga badannya sudah kembali normal, cantik, dan berfungsi seperti dulu, lagi dan lagi bukan di bawah langit nyentrik ini.

Tidak banyak air mata yang bercucuran turun dari mata bulat sayuku karena sebelum ia memutuskan pergi hari ini, tadi malam ia datang menghampiriku dalam mimpi. Katanya, itu pertanda ia pamit padaku. Percaya atau tidak, aku cukup senang karena kehadirannya dalam mimpi absurdku.
Tidak banyak juga yang bisa aku katakan atas kepergiannya, karena ia dan Tuhan pastinya sudah menyepakati jalan-jalan terbaik untuk dilalui.

Tubuhnya mungkin akan terurai dan berbaur dengan tanah licin dan kotor beriringan dengan waktu yang melintas cepat, namun jiwa dan kasih sayang yang ia berikan kepada kami akan tetap utuh tanpa berkurang sedikitpun di ingatan kami. 
Darinya aku belajar banyak, memikirkan tentang kehidupan dari sudut pandang lain. Semoga saja orang-orang yang belajar dari ceritanya mampu memberinya cahaya dan petunjuk di kehidupan yang sekarang ia jalani. Semoga juga rasa sakit yang dahulu ini rasakan kini menjelma sebagai kebahagiaan yang teramat. Amin.

Dear My Dearest Friend,

I hope your new space is full of joy
where there is no longer pain and sadness

I hope your body will work like they used to
You can draw your exquisite smile again,
play your careful laugh,
and brush your black hair with your finger

I hope you feel warm enough
since I know you hate for being cold

I wish your bone is fine,
you do not have to mewl anymore

You are in the best place now
You are both above and below
wherever you are
I wish my prayers are walking beside you
to keep you safe and sound.

-With lots of love,
Your friend.


Comments

Popular posts from this blog

cerita pendek #2

The Dust on My Mind #2

Temanku (Sedang) Berjuang